Jumat, 08 Januari 2010

PAI 1 bab 5

BAB V

Iptek, Seni, dan Budaya Akademik

A. Pengantar

Seorang muslim akan menjadi muslim yang sempurna apabila telah dapat memadukan antara ilmu pengetahuan yang telah dipahaminya dalam diinternalisasi dalam dirinya dan akhirnya dapat dilaksanakan dalam perbuatan sehari-hari. Kita sama-sama maklum, bahwa untuk memperoleh ilmu banyak metode yang ditempuh. Namun jika sudah menjadi ilmu maka saatnyalah harus segera dilaksanakan. Sebagaiindikasi bahwa manfaat atau tidaknya ilmu yang telah dipelajarinya.

Al-Ghozali mengungkapkan bahwa setiap manusia musnah kecuali yang berilmu pengetahuan, semua yang berilmu pengetahuan musnah kecuali yang mengamalkan ilmunya, dan manusia yang mengamalkan ilmunya musnah kecuali yang ikhlas dalam mengamalkan ilmu tersebut. Ungkapan al-Ghozali ini dapat kita jadikan pijakan bahwa iman, ilmu, dan amal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalm pandangan Islam.

B. Iman, Iptek, dan Amal sebagai Kesatuan

Iman dipahami sebagai awal pijakan manusia untuk dapat bertindak, apakah tindakannya dapat dinilai oleh Allah atau tidak. Bagi seorang muslim nyatalah bahwa jika tidak beriman maka segala amalnya tertolak oleh Allah SWT. Jadi, iman sangat penting dalam aktifitas seorang muslim. Lalu apakah yang dimaksud dengan iman? Dalam literatur Islam yang dimaksud dengan iman adalah membenarkan dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan. Jadi ada tiga dimensi dalam pengertian iman, yakni percaya, ikrar, dan amal.

Seorang yang telah beriman dengan benar maka ia akan teguh pendiriannya karena ia meyakini bahwa Allah SWT akan selalu melindungi atau memeliharanya (QS.2:137), menolongnya (QS.2:214), memperteguh pendiriannya (QS.8:11). Namun perlu diingat bahwa Allah SWT juga akan menguji keimanan seseorang dengan ujian yang cukup berat tentunya. Ujian yang Allah SWT berikan tentu dalam rangka memperkuat keimanannya jika dapat bertahan atas ujian tersebut atau bahkan sebaliknya.

Iman dalam ajaran Islam mempunyai dua cabang yakni aqidah dan Islam. Aqidah berisi hal-hal yang harus diimani yakni dengan enam rukun iman, sedangkan islam merupakan perwujudan yang tampak oleh manusia dalam rangka mengaktualisasikan iman tersebut di dunia fana ini. Islam tentu dengan lima rukun Islam yang dipahami banyak muslim. Selain kelima rukun Islam tersebut, Islam juga mengharamkan harta dan darah bagi kaum mukmin.

Iman dalam rangka pengaktualisasiannya akan banyak mendapat gangguan dari musuh-musuh orang yang beriman. Hal-hal yang dapat merusak keimanan seseorang adalah:

kufur atau kafir (QS.47:32) ,

¨bÎ) z`ƒÏ%©!$# (#rãxÿx. (#r|¹ur `tã È@Î6y «!$# (#q%!$x©ur tAqß§9$# .`ÏB Ï÷èt/ $tB tû¨üt7s? ãNßgs9 3yçlù;$# `s9 (#rŽÛØtƒ ©!$# $\«øx© äÝÎ6ósãŠyur óOßgn=»yJôãr& ÇÌËÈ

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka”.

syirik (QS.9:1),

×ouä!#tt/ z`ÏiB «!$# ÿ¾Ï&Î!qßuur n<Î) tûïÏ%©!$# N?yg»tã z`ÏiB tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# ÇÊÈ

“(Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) Telah mengadakan perjanjian (dengan mereka)”.

nifaq (QS.63:7),

ãNèd tûïÏ%©!$# tbqä9qà)tƒ Ÿw (#qà)ÏÿZè? 4n?tã ô`tB yYÏã ÉAqßu «!$# 4_®Lym (#qÒxÿZtƒ 3 ¬!ur ßûÉî!#tyz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur £`Å3»s9ur tûüÉ)Ïÿ»uZãKø9$# Ÿw tbqßgs)øÿtƒ ÇÐÈ

“Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami”.

bid’ah (QS.57:27),

§NèO $uZøŠ¤ÿs% #n?tã NÏdÌ»rO#uä $oYÎ=ßãÎ/ $uZøŠ¤ÿs%ur |¤ŠÏèÎ/ Èûøó$# zOtƒötB çm»oY÷s?#uäur Ÿ@ÅgUM}$# $oYù=yèy_ur Îû É>qè=è% šúïÏ%©!$# çnqãèt7¨?$# Zpsùù&u ZpuH÷quur ºp§ÏR$t6÷duur $ydqããytGö/$# $tB $yg»uZö;tGx. óOÎgøŠn=tæ žwÎ) uä!$tóÏGö/$# ÈbºuqôÊÍ «!$# $yJsù $ydöqtãu ¨,ym $ygÏFtƒ$tãÍ ( $oY÷s?$t«sù tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä öNåk÷]ÏB óOèdtô_r& ( ׎ÏWx.ur öNåk÷]ÏiB tbqà)Å¡»sù ÇËÐÈ

“Kemudian kami iringi di belakang mereka dengan rasul-rasul kami dan kami iringi (pula) dengan Isa putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil dan kami jadikan dalam hati orang- orang yang mengikutinya rasa santun dan kasih sayang. dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah[tidak beristeri atau tidak bersuami dan mengurung diri dalam biara] padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik”.

sihir (QS.4:51),

öNs9r& ts? n<Î) šúïÏ%©!$# (#qè?ré& $Y7ŠÅÁtR z`ÏiB É=»tGÅ6ø9$# tbqãYÏB÷sムÏMö6Éfø9$$Î/ ÏNqäó»©Ü9$#ur tbqä9qà)tƒur tûïÏ%©#Ï9 (#rãxÿx. ÏäIwàs¯»yd 3y÷dr& z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä ¸xÎ6y ÇÎÊÈ

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya kepada jibt dan thaghut[syaitan dan apa saja yang disembah selain Allah s.w.t.], dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman”.

dan meramal nasib (QS.36:19,5:3).

(#qä9$s% Nä.âŽÈµ¯»sÛ öNä3yè¨B 4 ûÉîr& Oè?ôÅe2èŒ 4 ö@t/ óOçFRr& ×Pöqs% šcqèùÍŽô£B

“Utusan-utusan itu berkata: "Kemalangan kamu adalah Karena kamu sendiri. apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas".

tA¨tR šøn=tã |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 tû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ tAtRr&ur sp1uöq­G9$# Ÿ@ÅgUM}$#ur ÇÌÈ

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah[darah yang keluar dari tubuh, sebagaimana tersebut dalam surat Al An-aam ayat 145], daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya[binatang yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas adalah halal kalau sempat disembelih sebelum mati], dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah[anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing yaitu dengan: lakukanlah, Jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi], (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini[masa, yaitu: masa haji wada', haji terakhir yang dilakukan oleh nabi Muhammad s.a.w] orang-orang kafir Telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa[dibolehkan memakan makanan yang diharamkan oleh ayat Ini jika terpaksa.] Karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Iman yang dimiliki seseorang kadang naik (yazid/ bertambah) atau kadang pula menurun atau berkurang (yanqus). Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat 9/at-Taubah:124, al-Fath/48:4).

#sŒÎ)ur !$tB ôMs9ÌRé& ×ouqß Oßg÷YÏJsù `¨B ãAqà)tƒ öNà6ƒr& çmø?yŠ#y ÿ¾ÍnÉ»yd $YZ»yJƒÎ) 4 $¨Br'sù šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä öNßgø?yŠ#tsù $YZ»yJƒÎ) óOèdur tbrãϱö;tGó¡o

“Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa gembira”.

uqèd üÏ%©!$# tAtRr& spoYÅ3¡¡9$# Îû É>qè=è% tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#ÿrߊ#yŠ÷zÏ9 $YZ»yJƒÎ) yì¨B öNÍkÈ]»yJƒÎ) 3 ¬!ur ߊqãZã_ ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $¸JÎ=tã $VJÅ3ym ÇÍÈ

“Dia-lah yang Telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang Telah ada). dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi[penolong yang dijadikan Allah untuk orang-orang mukmin seperti malaikat-malaikat, binatang-binatang, angin taufan dan sebagainya] dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Seseorang yang teguh keimanannya akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu meningkatkan kadar keimanannya sekali pun banyak hambatan yang merintanginya.

Ilmu pengetahuan ada yang langsung berhubungan dengan ibadah mahdhah dan ada juga yang berhubungan dengan manusia secara umum. Ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan ibadah mahdhah adalah ilmu yang berhubungan dengan shalat, zakat, puasa, haji, dan akhwalusy Syahsiyah dalam berkeluarga. Sedangkan ilmu yang berhubungan dengan manusia secara umum seperti ilmu teknologi, ilmu strategi perang, ilmu politik, dan lain-lain.

Kedudukan ilmu pengetahuan dalam Islam sangatlah penting karena Allah SWT sangat menghargai manusia yang berilmu pengetahuan. Banyak ayat-ayat Al-Qur’an yang mengajak kepada manusia untuk berpikir dan berdiskusi tentang perbedaan orang yang berilmu pengetahuan dan yang tidak berilmu pengetahuan.

Amal adalah bentuk dari realisasi iman terhadap Allah SWT. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya bahwa tanpa pengamalan atas ilmu yang diperolehnya bisa jadi ilmu yang diterimanya dapat dinyatakan tidak bermanfaat. Karena pengamalan ilmu adalah hal yang memang tidak mudah untuk kita lakukan, karena untuk mengamalkan ilmu banyak faktor yang menghambat terpenuhinya keinginan untuk mrngamalkan ilmu tersebut.

C. Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu

Kewajiban menuntut ilmu sebagaimana dijelaskan di atas adalah fardhu bagi setiap muslim. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat QS. Al-‘Alaq/96: 1-5 dan at-Taubah:122. Pada QS.96:1-5, jelas sekali bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk membaca. Membaca adalah salah satu simbul dari menuntut ilmu pengetahuan. Berdasarkan kaidah ushul fiqh bahwa al-ashlu fi al-amri lilwujub, maka dengan demikian mencari ilmu adalah wajib hukumnya. Selain itu, Rasulullah SAW bersabda bahwa, menuntut ilmu itu adalah wajib bagi muslim.

Seseorang yang telah memperoleh ilmu baginya memperoleh tuntutan untuk mengamalkan ilmu tersebut. Karena dengan pengamalan itu tersebut, maka ia akan memperoleh derajat tinggi di sisi Allah SWt dan ilmunya bermanfaat. Sedangkan orang yang berilmu dan melupakan ilmunya dalam hal pengamalannya mendapat teguran dari Allah SWT sebagaimana dalam QS.2.44.

tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 Ÿxsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ

Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?

(Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat tersebut di atas dari Abi Shaleh Dari Ibn Abbas tentang kaum Yahudi Madinah yang pada waktu itu berkata kepada mantunya, kaum kerabatnya dan saudara sesusunya yang telah masuk agama Islam: "Tetaplah kamu pada agama yang kamu anut (Islam) dan apa-apa yang diperintahkan oleh Muhammad, karena perintahnya benar." Ia menyuruh orang lain berbuat baik, tapi dirinya sendiri tidak mengerjakannya. Diriwayatkan oleh al-Wahidi dan ats-Tsa'labi dari al-Kalbi).

Simpulannya jelaslah bahwa kewajiban menuntut ilmu sekaligus dibarengi dengan kewajiban mengamalkannya. Jika Allah SWT menuntut suatu kewajiban pengamalan ilmu, itu berarti apabila tidak dilaksanakannya menolak atau menghindarkan diri dari keimanannya kepada Allah SWT.

D. Budaya Akademik

Budaya akademik adalah suatu tradisi ilmiah di perguruan tinggi yang bersifat menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah dan kekebasan mimbar. Budaya akademik antara lain diskusi, kajian-kajian ilmiah para dosen dan mahasiswa, penyampaian pendapat melalui mimbar bebas atau demonstrasi, orasi ilmiah, dan lain-lain. Selain itu, kampus sudah merupakan kewajiban untuk melakukan tri dharma perguruan tinggi yang di dalamnya merupakan budaya akademik secara teratur.

Sudah merupakan tradisi bagi para dosen dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada budaya-budaya akademik seperti di atas. Di antara yang harus dilakukan untuk mengarah kajian-kajian ilmiah adalah sejak awal para mahasiswa dilatih dan dibimbing untuk membuat karya ilmiah. Bentuk karya ilmiah yang sederhana seperti membuat laporan-laporan kegiatan, makalah untuk diskusi kelas, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilakukan sebagai tugas mandiri atau kelompok. Untuk tugas kelompok atau mandiri sebaiknya ada kontrol yang cukup dari dosen atau tutor –bagi yang menggunakan sistim tutorial-, karena ada kebiasaan yang kurang bagus yakni ada di antara mereka yang kurang serius.

E. Etos Kerja

Etos kerja adalah semangat kerja yang berujung pada suatu kinerja seseorang dalam aktivitas kesehariannya. Islam sangat tegas dan jelas memerintahkan umat Islam untuk mempunyai etos kerja yang keras dan pantang menyerah seraya berharap kepada Allah swt agar yang diusahakannya berhasil. Indikator orang-orang yang mempunyai etos kerja tinggi adalah selalu berbuat dengan sistematis dan efisien serta efektif.

Beberapa ayat yang memerintahkan agar kita mempunyai etos kerja yang tinggi adalah:

QS.Al-Baqoroh:148

9e@ä3Ï9ur îpygô_Ír uqèd $pkŽÏj9uqãB ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 tûøïr& $tB (#qçRqä3s? ÏNù'tƒ ãNä3Î/ ª!$# $·èŠÏJy_ 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖƒÏs% ÇÊÍÑÈ

“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.

QS.Al-Maidah:48

!$uZø9tRr&ur y7øs9Î) |=»tGÅ3ø9$# Èd,ysø9$$Î/ $]%Ïd|ÁãB $yJÏj9 šú÷üt/ Ïm÷ƒytƒ z`ÏB É=»tGÅ6ø9$# $·YÏJøygãBur Ïmøn=tã ( Nà6÷n$$sù OßgoY÷t/ !$yJÎ/ tAtRr& ª!$# ( Ÿwur ôìÎ6®Ks? öNèduä!#uq÷dr& $£Jtã x8uä!%y` z`ÏB Èd,ysø9$# 4 9e@ä3Ï9 $oYù=yèy_ öNä3ZÏB Zptã÷ŽÅ° %[`$yg÷YÏBur 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# öNà6n=yèyfs9 Zp¨Bé& ZoyÏnºur `Å3»s9ur öNä.uqè=ö7uŠÏj9 Îû !$tB öNä38s?#uä ( (#qà)Î7tFó$$sù ÏNºuŽöyø9$# 4 n<Î) «!$# öNà6ãèÅ_ötB $YèÏJy_ Nä3ã¥Îm6t^ãŠsù $yJÎ/ óOçGYä. ÏmŠÏù tbqàÿÎ=tFøƒrB ÇÍÑÈ

“Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab sebelumnya] terhadap kitab-kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara kamu[umat nabi Muhammad s.a.w. dan umat-umat yang sebelumnya], kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu.”

QS.Al-Hadid:21

(#þqà)Î/$y 4n<Î) ;otÏÿøótB `ÏiB óOä3În/§ >p¨Yy_ur $pkÝÎötã ÇÚöyèx. Ïä!$yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur ôN£Ïãé& šúïÏ%©#Ï9 (#qãZtB#uä «!$$Î/ ¾Ï&Î#ßâur 4 y7Ï9ºsŒ ã@ôÒsù «!$# ÏmÏ?÷sム`tB âä!$t±o 4 ª!$#ur rèŒ È@ôÒxÿø9$# ÉOÏàyèø9$# ÇËÊÈ

“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah mempunyai karunia yang besar”.

QS. Al-Insyirah:1-7

óOs9r& ÷yuŽô³nS y7s9 x8uô|¹ ÇÊÈ $uZ÷è|Êurur šZtã x8uøÍr ÇËÈ üÏ%©!$# uÙs)Rr& x8tôgsß ÇÌÈ $uZ÷èsùuur y7s9 x8tø.ÏŒ ÇÍÈ ¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ #sŒÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ

“Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?, Dan kami Telah menghilangkan daripadamu bebanmu, Yang memberatkan punggungmu[kesusahan-kesusahan yang diderita nabi Muhammad s.a.w. dalam menyampaikan risalah]?. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu[meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada nabi termasuk taat kepada Allah dan lain-lain], Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain[sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu (Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu Telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi yang mengatakan: apabila Telah selesai mengerjakan shalat berdoalah]”.

F. Tanggung Jawab Ilmuwan dan Seniman

Ilmuwan adalah sebutan bagi orang-orang yang mempunyai banyak ilmu dan berprofesi untuk ikut mengembangkan keilmuannya. Keilmuan yang telah dihasilkannya harus dapat dipertanggungjawabkan di dunia dan diakhirat.

G. Evaluasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Serang, Serang/Banten, Indonesia
saya seorang pendidik yang memang sejak SD tertarik pada profesi guru, karenanya setelah menamatkan MTsN Pemalang 1987, mengambil SLTA di PGAN Pekalongan tamat 1990, selanjutnya kuliah di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Tarbiyah PAI selesai 1995, dan mengambil pasca sarjana prodi Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di PPs Uhamka Jakarta selesai 2006. Pendidik adalah pekerjaan yang mulia sesuai sunnah Rasulullah saw., karena itu maka saya sangat senang menjadi pendidik.